Sabtu, 17 Oktober 2015

Tentang Perpisahan

Hari itu tepatnya 12 Oktober 2015, hari dimana aku dapat mendengar suaranya untuk terakhir kali. sebelum kami terpisah,dalam jarak,tanpa komunikasi. dia, bagian dari alasanku mampu menjalani hari-hari ini dengan penuh cinta dan bahagia. dia, yang senantiasa perhatian akan kesehatanku. dia, teman dan sahabat yang dengan setia mendengarkan curhat ku. dia, yang dengan sabarnya mampu bertahan di antara gelombang-gelombang hidup yang menerpa di antara kami. dia, yang mampu menenangkanku dengan candaannya. dia, cinta pertamaku.
sudah lama,saat pertama kami saling mengenal,hingga akhirnya rasa cinta itu semakin tumbuh diantara kebersamaan.
hari demi hari kami lalui. namun, setiap waktu tak selamanya kebahagiaan itu menyelimuti. sering kali pula ujian, dan badai menerpa hubungan kami. namun, kami selalu berusaha akan utuhnya cinta.
yaaa, ketahuilah, cinta memang ada. cinta benar-benar ada. sekalipun sebelumnya aku tak pernah percaya akan cinta. dulu, aku selalu berfikir, bahwasanya cinta hanyalah bualan. banyak mereka yang mengatakan saling mencintai, tapi akhirnya berakhir karena penghianatan.
dan sekarang, Tuhan benar-benar menghadirkan padaku, seseorang yang mampu membuatku yakin bahwa cinta benar-benar ada. dengan kesabarannya, cinta akan mampu menghadapi setiap goyah. dengan kesetiannya, cinta akan mampu bertahan diantara kesakitan. dengan kasih sayangnya,cinta akan mampu bertahan diantara kelemahan. dan yang terpenting, dengan komitmen,cinta akan mampu bertahan diantara jarak.
dan tepatnya hari ini, aku akan melepaskannya, terpisah dariku tanpa komunikasi. ya, dia memang harus pegi untuk pendidikannya. hal yang sangat memberatkanku, aku tak akan mampu mendengar kabarnya lagi untuk beberapa waktu yang lama. disinilah, cinta kami benar-benar di uji. seakan Tuhan semakin menyayangi kami.
jam menunjukkan pukul 05.00 pagi, telfonku berdering hingga membangunkanku. rupanya ada telfon dari seseorang. dan yang tak ku sangka, panggilan itu dari dia.
"Selamat pagi" sapa seseorang dari telfon itu dengan nada lemah.
"selamat pagi" jawabku dengan mencoba untuk tegar.
"Jaga kesehatan kamu ya, dan jangan lupa jaga hati kamu juga. I love you." klik. telfon di tutup.
aku tidak mengerti, apakah hari ini benar-benar hari perpisahan diantara kami? :')
Ya Tuhan, ini bahkan begitu berat untukku. bagaimana kami telah terpisah jarak, dan kini harus terpisah jarak lebih jauh lagi dan akan tanpa bisa saling menghubungi.
aku mencoba untuk menghubunginya lagi, namun telfon itu sudah tidak aktif. Tuhan benar-benar menyayangi kami :')
kami harus terpisah dengan ujian hati yang tetap harus menjaga kesetiaan. see you next year love.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar